BAGAIMANA SUNDA SAAT INI DARI KACAMATA GENERASI Z DAN SELANJUTNYA?


Apa yang terlintas di benak kita selaku pituin saat mendengar kata Sunda saat ini? Tentang ikat kepala atau semacam arak-arakan masyarakat yang mengenakan baju adat? Atau sekedar suatu etnis di pulau Jawa bagian barat yang mulai gegak oleh etnis lain? Bahkan mungkin ada pula yang beranggapan bahwa Sunda tidak lebih dari sekedar bahasa sehari-hari yang lambat-laun akan berubah sebab dari dekresi sosiolinguistik yang dinamis. Apakah Sunda saat ini hanya tersisa dari segi fenomena sosiokultural saja, di benak-benak Gen Z ini?

Setelah melancong jauh dalam waktu yang lama, ketika kembali dan memahami kesejatian sebuah rumah tempat dilahirkannya diri sendiri itu akan terasa sulit sebab berkaitan dengan waktu yang telah membawa banyak lakon di dalamnya, membuat rumah tersebut terus mengalami perubahan baik secara struktur, benda-benda di dalamnya, pun penghuninya. Analogi demikian dirasa cukup pantas untuk menggambarkan Sunda dari bentuk perhatian dan laku generasi Z saat ini, sebab kita tahu dan menyadari generasi ini banyak melintasi kebudayaan lain melalui cukang digital. Banyak yang melancong dan singgah mengetuk pintu kebudayaan lain lalu secara kontan terobsesi dan merasa menjadi bagian dari kebudayaan itu, alhasil, ketika waktu membawanya kembali pulang ke rumahnya sendiri ia merasa asing dan butuh sebuah adaptasi ulang yang membingungkan.

Maka jika berbicara Sunda di hadapan Gen Z saat ini adalah berbicara sebuah perkembangan pola pikir yang lebih luas dan serba terbungkus modernitas. Pergeseran persfektif komunal angkatan sebuah zaman adalah sebuah keniscayaan, namun sebagai sebuah kontrol sikap idelisme dalam mempertahankan definisi Sunda masa lalu pun harus dipertahankan. Sebab sebuah esensi harus sanggup mengikuti lorong waktu bagaimana pun zamannya.

Posting Komentar

0 Komentar