![]() |
| Arca dan Yoni di Petilasan Kidang Prabu Pananjung Jayaperkosa Dewi Samoja, di Area Cagar Alam Pantai Pangandaran. Dokumen Pribadi |
Sesaat setelah sampai, menikmati hembusan angin yang dikirimkan laut dan memanfaatkan suasana itu untuk pataréma rasa. Ada yang terbayang, sebuah keramaian masa lalu di tempat itu, bukan hanya jiwa satu dengan jiwa lainnya, tetapi juga padungdengan dengan batin sendiri.
Sebuah ruang spiritual, tempat lahirnya ide, gagasan, dan karya besar dengan memanfaatkan daya cipta yang dianugerahkan oleh semesta. Sungguh para manusia yang adiluhung, bukan?
Setelah dirasa cukup waktu untuk mengakses energi positif itu, berbincang dengan juru pelihara situs yang tak sempat saya tanyakan siapa nama beliau. Dua jam kurang lebih kami berbincang mulai dari sejarah situs yang masyarakat sekitar sebut Batu Kalde itu, permasalahan yang tengah terjadi mengenai situs, dan tentunya mengungkapkan persfektif masing-masing mengenai keberadaan sebuah benda sejarah secara rasional.
Timbul kekhawatiran saya akan petilasan ini, salahsatunya ialah dari segi perawatan, bukan tidak dirawat akan tetapi alangkah sangat baiknya jika bukti peradaban ini dipupusti dengan semestinya. Semisal saja diberi gazebo atau saung yang berfungsi untuk melindungi dan mengurangi resiko terkikisnya fisik situs.
Juru pelihara menuturkan bukan tak pernah diajukan akan tetapi pihak berwenang dalam hal ini Kemendikudristek dan Kementrian Kehutanan tidak pernah merealisasikannya, ditambah lagi kekhawatiran masyarakat sekitar yang jika dibangun gazebo atau saung akan berubah fungsi, dijadikan tempat bertapa atau bahkan pemujaan orang-orang yang hilang pikiran sehatnya.
Semestinya hal ini segera dicari jalan tengahnya supaya sisa-sisa benda masalalu ini bisa tetap terjaga dan juga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak sejalan dengan adat istiadat masyarakat setempat.
Hemat saya, para pegiat budaya dan komunitas pelestari sejarah punya andil besar dalam hal ini atau paling tidak karang taruna setempat. Karena gerakan yang lahir dari masyarakat akan lebih efektif ketimbang pelancaran anggaran dari pemerintah yang terkadang tak sesuai rencana juga belum lagi dikebiri para oknum.
Semoga saja ada yang terpanggil jiwanya, berkenan hatinya untuk menyelamatkan bukti keluhungan karuhun kita ini sehingga minimal, kelak anak cucu kita juga tau bahwa Pangandaran dan Parahyangan punya sejarah besar. Cag!


0 Komentar