Para waisya adalah golongan paling rentan terkena masalah sebab pada tingkatan itu mereka tengah berenang-renang di candradimuka yang kelak membentuknya menjadi seorang ksatria atau bahkan menenggelamkannya sama sekali, menjadikannya pecundang yang hina. Tujuan akhir tergantung kalkulasi dari buah prilakunya sendiri.
Jika selama ini merasa jadi objek prasangka buruk, maka jawaban paling lugas adalah pembuktian dengan prilaku baik yang kelak menghapus prasangka buruk itu dengan sendirinya. Tetapi jika memang para pembangkang hukum berwajah manis itu ada, diimbamu untuk segera bertaubat, tidak ada pilihan yang lebih baik selain belajar sadar. Ingatlah, tidak ada perkataan dan prilaku yang tidak direkam oleh semesta. Ini adalah zaman amparan, waktu untuk segala perhitungan dan transaksi hasil yang kontan. Melak tangkal cau moal buahan bagong. Sing loba neundeun kahadéan dina kala-pa, lakonan netepan nu sainyana.
Ringan rasanya melangkahkan kaki ke ruangan itu tanpa beban masa lalu dan bekas kaki yang kotor. Untuk para pengurus harapan baik, mari kita doakan agar tidak terjadi gatrik dan gapléh di gang gelap. Kalau itu terjadi? Ya sudah, mari kita bubar barisan!
Simpan topi dan angkat gelasmu, sing tenang, karma moal pahili.

0 Komentar